Nonton Anime Hotaru no Haka (Grave of the Fireflies) Bahasa Indonesia

Sinopsis Anime Hotaru no Haka (Grave of the Fireflies) – berlatar waktu saat perang dunia II yang terjadi tahun 1945 di Negara Jepang dan mengambil sudut padang sepasang saudara bernama Seita dan Setsuko.

Nonton Anime Hotaru no Haka (Grave of the Fireflies) Sub Indo

Ketika suara sirine berbunyi menandakan pasukan militer Amerika Serikat akan menyerang Kota Kobe melalui jalur udara.

Mengetahui akan hal itu Seita, Setsuko, beserta ibunya langsung bergegas untuk menyembunyikan bahan makanan dan lekas pergi menuju ke tempat pengungsian.

Seita adalah seorang remaja berumur 14 tahun dan adiknya yang bernama Setsuko baru aja berumur 4 tahun, ayah mereka merupakan seorang angkatan laut yang saat ini sedang berjuang dalam melawan tentara Amerika Serikat.
Sembari mengubur bahan makanan Seita pun menyuruh ibunya untuk pergi ke tempat pengusian sementara mereka berdua akan segera menyusulnya.

(pergi deh ibunya)

Ketika sudah selesai mengubur bahan makanan Seita pun langsung membawa Setsuko pergi ke tempat pengungsian namun akibat mencari boneka membuat mereka terlambat menuju ke sana.

Dikarenakan rumah sudah terbakar dan tidak ingin membuat adiknya berada dalam bahaya Seita pun langsung segera membawa Setsuko menuju ke tempat pengungsian.

Dan meskipun para penduduk sudah berada ditempat pengungsian yang katanya aman tapi pada kenyataanya masih terdapat banyak sekali korban jiwa dan beberapa diantaranya juga menderita luka yang cukup serius.

Baca juga: Nonton Anime Shuumatsu no Harem Bahasa Indonesia

Tek-tek-tek-tek-tek setelah berlari kesana kemari Seita dan Setsuko pun sampai di tempat pengunsian, dan seperti biasa pos kesehatan selalu mengecek kesehatan dari para pengungsinya (biar kalau sakit langsung diobati).

Diwaktu yang sama ketika Setsuko sedang menjalani cek kesehatan salah satu tetangganya bilang ke Seita bahwa ibunya terkena serangan api sewaktu dipengungsian.

Mengetahui akan hal itu Seita pun langsung segera pergi ke tempat ibunya sementara Setsuko akan dijaga oleh tetangganya.

Sesampai di ruang pengungsian Seita pun melihat ibunya yang sedang terbaring penuh perban akibat mengalami luka bakar diseluruh tubuhnya, pak perawat pun bilang;

“Bahwa sebaiknya ibu-nya dibawa ke rumah sakit untuk menerima perawatan lebih lanjut.”

Namun sayang dikarenakan memiliki riwayat penyakit jantung tepat beberapa jam kemudian ibunya pun dinyatakan telah meninggal dunia, agar supaya Setsuko selaku adiknya tidak sedih disini Seita pun bilang bahwa ibunya akan segera sembuh.

(padahal kenyataanya kini ibunya telah meninggal dunia)

Mengingat di kota sebelah terdapat kerabat dekat Seita dan Setsuko pun memutuskan untuk pergi kesana.

Setelah melakukan perjalanan beberapa hari akhirnya Setsuko dan Seita pun sampai dirumah bibi mereka, untungnya dengan senang hati bibi-nya mau menerima mereka dengan senang hati.

Setsuko yang masih belum tahu akan kebenaranya selalu bertanya;

“Ibu ada dimana?”

Hari pun menjadi pagi mengingat tidak ada tanda-tanda penyerangan Seita pun memutuskan untuk pergi ke rumah lama bertujuan untuk mengambil bahan makanan yang telah ia sembunyikan.

Untungnya meskipun rumah sudah hancur lebur akan tetapi bahan makanan yang disimpan masih utuh dan layak untuk dikonsumsi, tentu dong melihat bahan makanan mewah di era peperangan membuat bibi pun merasa sangatlah senang.

Hari demi hari para penduduk selalu menjalani hidup dengan penuh waspada karena pasukan angkatan udara bisa menyerang mereka kapan pun dimana pun mereka berada.

Namun meskipun begitu Seita dan Setsuko selalu menjalani hidup dengan tenang dan selalu melihat pemandangan kunang-kunang disetiap malamnya~

Bibi-nya pun bilang agar supaya Seita segera menghubungi ayahnya yang sedang bekerja sebagai pasukan militer angkatan laut tapi anehnya meskipun Seita sudah mengirimkan surat 10 hari yang lalu akan tetapi hingga saat ini Seita masih belum juga mendapatkan balasan dari ayahnya.

Pada awalnya hidup mereka dengan keluarga bibi-nya terlihat biasa-biasa saja dan untuk bertahan hidup Seita juga menjual Kimono atau baju tradisional Jepang milik ibunya yang nantinya akan ditukarkan menjadi beras (untuk makan lah).

Hingga pada suatu hari mengingat Seita tidak bekerja dan tidak ada Kimono lagi yang bisa dijual membuat mereka kini benar-benar kehabisan bahan makanan.

Agar supaya dapat bertahan hidup bersama, bibinya pun berulang kali menyuruh Seita untuk pergi bekerja namun Seita yang memiliki jiwa keras kepala dan harga diri tinggi langsung segera menolak akan saran dari bibinya.

Bibi-nya yang gedeg melihat orang pengangguran langsung berkata;

“Jika Seita tidak berkontribusi menyumbangkan beras maka bibi-nya juga tidak akan memberikan lauk atau makanan lagi kepada mereka berdua”

(lah kenapa Bibi-nya kejam?)

Perlu diingat ini adalah era peperangan, semua orang kesulitan dalam mencari bahan makanan, jadi bibi-nya lebih mengutamakan kebutuhan keluarganya dari pada mengurusi Seita dan juga Setsuko.

Bukanya tercerahkan dan pergi mencari pekerjaan Seita malah bersikeras akan memasak makananya sendiri, menggunakan uang tabunganya Seita dan Setsuko pun mulai membeli alat-alat untuk memasak beserta bahan makanan seperti beras.

Setsuko yang selalu menangis setiap malam akibat rindu dengan ibunya membuat suami beserta anak dari bibi-nya pun menjadi terganggu, mendengar tangisan itu dengan cepat bibi-nya pun langsung menyuruh Seita untuk segera menengangkan Setsuko.

Dikarenakan Setsuko ditenangin juga gak berhenti nangisnya Seita pun memutuskan untuk membawa Setsuko keluar, setelah jalan-jalan kesana kemari sembari melihat kunang-kunang kini Setsuko pun berhasil ditenangkan.

Diwaktu yang sama tepat ketika Setsuko tenang terdengar suara sirine yang menandakan bahwa terdapat serangan dari Negara Amerika, mendengar akan hal itu Seita pun langsung segera membawa Setsuko mengungsi dibawah terowongan.

Baca juga: Nonton Anime Rurouni Kenshin: Tsuiokuhen Bahasa Indonesia

Tidak kuat mendengar omelan dari bibi setiap harinya, Seita pun memutuskan untuk pergi dari rumah itu dan memilih untuk tinggal di dalam terowongan yang pernah mereka gunakan untuk mengungsi ditempo lalu.

Setsuko yang masih kecil berumur 4 tahun hanya bisa menerima keputusan dari kakaknya dengan senang hati, masih polos lah.

Sebelum pergi mereka pun berpamitan kepada bibi mereka sekaligus mengucapkan terimakasih karena telah diperbolehkan untuk tinggal sementara waktu, mengingat para beban sudah hilang tentunya membuat si bibi pun langsung menjadi senang.

(pergi deh mereka ke goa)

Dikarenakan terowongan masih kosong disini mereka pun mencari bahan baku untuk menghiasnya seperti mencari kayu untuk membuat meja, jerami sebagai alas tidur atau kasur, dan berbagai bahan pembangunan lainya.

Dikala selesai mencari bahan bangunan mereka juga langsung mencari bahan makanan dihutan seperti mencari sayur-sayuran yang bisa dimakan, kerang danau, jamur, hingga hewan kodok.

Hari pun menjadi malam mengingat Setsuko takut sama yang namanya gelap Seita pun langsung menangkap beberapa biji kunang-kunang sebagai alat penerangan.

Sembari menunggu adiknya tidur, Seita pun bercerita bahwa dahulu kala dirinya pernah berlatih di angkatan laut sama seperti ayahnya.

Hari pun menjadi pagi dikarenakan kunang-kunang yang ditangkap oleh kakaknya telah mati Setsuko pun langsung mengubur kunang-kunang itu sama seperti almarhum ibunya.

Yep, ternyata Setsuko sudah tahu bahwa ibunya telah meninggal dunia, lah kok bisa tahu? Ya Setsuko dikasih tahu sama bibinya jauh beberapa minggu sebelumnya.

(langsung pada nangis deh)

Terlepas dari itu mengingat beras sudah habis, Seita pun ingin membeli beras menggunakan uangnya namun sayang bahwa saat ini para petani hanya menerima sistem barter atau barang tukar barang.

Terlebih lagi akibat perang terus berlangsung membuat panen padi memburuk sehingga persediaan beras pun kini juga sangat terbatas, Pak Petani pun menyarankan untuk meminta maaf dan kembali ke rumah bibinya lagi.

(gak usah keras kepala hidup sendiri lah)

Tapi dikarenakan lebih menjunjung harga diri Seita pun memutuskan untuk mencari solusi lain meskipun harus membiarkan adiknya harus menahan lapar.

Dikala perjalanan pulang terdengar suara sirine lagi yang menandakan bahwa pesawat tempur akan menyerang kembali, tentunya mengetahui akan hal itu Seita langsung membawa Setsuko pergi untuk mengungsi.

Sembari menunggu pesawat pergi Seita pun mencuri buah tomat untuk dimakan dan diberikan kepada adiknya sendiri, mengingat mereka saat ini belum makan sama sekali.

Dikarenakan bahan makanan benar-benar habis dan untuk bertahan hidup Seita pun memutuskan untuk menjarah atau maling makanan di rumah warga tepat ketika terdapat serangan udara dari pasukan militer negara Amerika.

Jadi pas warga mengungsi akibat diserang, Seita memanfaatkan keributan ini untuk mencuri bahan makanan beserta barang berharga untuk dijual.

Diwaktu yang sama ketika kakaknya sedang mencuri barang setiap harinya Setsuko selalu bermain sendirian, akan tetapi meskipun begitu dirinya tidak pernah mengeluh kepada Seita selaku kakaknya.

Tek-tek-tek-tek-tek setelah menjarah kesana kemari Seita pun telah mendapatkan beberapa barang berharga untuk ditukarkan namun sayang meskipun begitu para warga tetap tidak mau menukarkan barang dengan sekatong beras.

(mengingat beras juga sangat terbatas)

Setelah beberapa hari menukarkan barang dan karena tidak ada yang mau Seita pun memutuskan untuk pulang menuju ke terowongan dari kejauhan terlihat Setsuko selaku adiknya yang sedang terkapar di tanah.

Mengira bahwa adiknya telah mati tapi ternyata adiknya hanyalah pingsan saja, merasa khawatir akan hal itu Seita pun langsung segera membawa adiknya ke klinik kesehatan.

Setelah dicek oleh dokter ternyata Setsuko ini menderita kekurangan gizi mengingat dirinya jarang makan dan sekalinya makan juga lauknya tuh gak bergizi seperti kodok, kerang, dan juga tanah liat.

Ketika Seita bertanya;

“Nyari makanan Bergizi ada dimana?”

Si dokter pun hanya bisa terdiam sambil mengeluarkan emot batu karena ya bagaimana pun di era peperangan ini juga sangat sulit mencari makanan yang bergizi.

Agar supaya Setsuko tenang kakak-nya pun berjanji akan segera mencarikanya makanan yang enak, akan tetapi dengan cepat Setsuko langsung berkata;

“Bahwa kakaknya tidak perlu melakukan hal itu, Setsuko hanya ingin ditemani dan selalu bersama dengan kakaknya aja”.

(mengingat setiap harinya Setsuko selalu sendirian, kesepian lah ceritanya)

Tapi tetap dikarenakan tidak ingin membiarkan adiknya dalam bahaya Seita pun langsung mencarikan seluruh uang yang tersisa di bank bertujuan untuk membelikan makanan kepada adiknya.

(Lahh kenapa gak dari kemarin aja?)

Ya meskipun punya uang banyak tapi tidak ada jaminan bakal dapat bahan makanan, mengingat sumber daya seperti beras maupun lauk pauk itu sangatlah menipis.

Sesampai di bank dan setelah menarik uang beredar sebuah berita bahwa pihak Jepang kini telah menyerah tanpa syarat kepada pihak Amerika, lah emangnya kenapa?

Ya dikarenakan gugurnya semua pasukan militer baik itu angkatan darat maupun angkatan laut, yep ayahnya Seita juga telah gugur!

Namun dengan begini pasukan militer Amerika Serikat tidak akan menyerang Jepang lagi atau gampangnya kini perang benar-benar telah berakhir, dari sini sudah terjawab alasan kenapa ayahnya tidak membalas surat dari Seita.

(ya dikarenakan ayahnya sudah lama gugur)

Dikala perjalanan pulang dan sesuai janji Seita pun telah membeli bahan makanan beserta buah-buahan untuk Setsuko, mengingat beberapa hari lamanya belum makan dan kekurangan gizi membuat kondisi Setsuko pun kini sangatlah memprihatinkan.

Baca juga: Nonton Anime Dapet Uang? Begini Caranya!

Bahkan dirinya telah berhalusinasi dengan menanggap bahwa batu didekatnya sebagai semangkuk nasi dan juga bubur kedelai.

Sembari menunggu makan malam jadi Seita pun memberikan buah semangka kepada adiknya, buat menunda rasa lapar lah.

Namun diwaktu yang sama ketika makan malam sudah jadi Setsuko pun kini telah meninggal akibat tubuhnya kekurangan gizi dan juga perutnya yang kelaparan~

Merasa kesal akibat selalu meninggalkan adiknya sendirian, selama beberapa hari lamanya Seita selalu tidur disamping adiknya untuk menebus akan kesalahanya.

Dikala sudah menerima akan kenyataan, Seita pun menghabiskan seluruh uang yang tersisa untuk membeli sepaket alat kremasi, disini Seita memasukan boneka milik Setsuko sementara kaleng permen kesukaanya akan digunakan untuk menyimpan abu milik adiknya.

(dikremasi deh)

Beberapa hari pun telah berlalu mengingat uangnya habis dan sudah tidak punya apa-apa lagi selain kaleng berisi abu, Seita pun memutuskan untuk menghabiskan waktunya di tempat pengungsian yang hingga pada akhirnya Seita pun juga meninggal akibat tubuhnya yang kelaparan.

Ketika penjaga membuang kaleng yang berisi abu milik Setsuko, secara tiba-tiba arwah dari Setsuko pun muncul sembari dihiasi oleh Hotaru atau kunang-kunang.

Melihat kakaknya yang terkapar dari kejauhan membuat Setsuko pun ingin pergi untuk menghampirinya, namun dengan cepat dirinya langsung dicegah oleh Seita selaku arwah dari kakaknya yang menandakan bahwa mereka berdua kini telah meninggal.

Akan tetapi meskipun pada akhirnya mereka berdua meninggal tapi setidaknya Seita bisa menebus kesalahanya sewaktu hidup dan akan menemani Seiko selaku adiknya untuk selama-lamanya.

Cerita berakhir ketika Seita mengucapkan selamat tidur kepada Setsuko sembari melihat suasana Negara Jepang yang kini telah menjadi damai~

Dari anime ini kita tahu betapa kerasnya bertahan hidup di era peperangan entah itu bertahan dari serangan musuh atau bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan hidup, seperti makan contohnya.

Dan ketika manusia ditempatkan pada posisi tersulit atau sedang terjadi sebuah musibah maka mereka hanya akan mementingkan dirinya sendiri.

(ya kalau ini wajar sih)

Dan yah mungkin itu saja pembahasan mengenai Nonton Anime Hotaru no Haka Bahasa Indonesia, sampai bertemu dikesempatan selanjutnya, stay kerad and keep kalem akhir kata sampai jumpa.

Baca juga

Posting Komentar

Tata Cara Berkomentar Dengan Benar
~ Menggunakan bahasa yang sopan dan benar
~ Dilarang menggunakan bahasa kotor
~ Dilarang menyertakan link aktif
~ Dilarang memancing keributan