Apa itu Reksa Dana dan Saham? Lebih Untung Mana?

Sebelum terjun ke dunia investasi, alangkah baiknya mengetahui tentang apa itu Reksa Dana, Obligasi dan juga Saham, ketika dibandingan lebih untung manakah?

Pengertian Reksa Dana dan Saham

Sebelum menuju ke pembahasan lebih lanjut, semua jenis investasi diatas tentu tujuanya untuk mencari sebuah Keuntungan, kalau tidak mencari Keuntungan ya namanya kerja sosial dong.

Meskipun sama sama investasi, nyatanya jenis Reksa Dana, Obligasi, dan juga Saham memiliki fungsi yang berbeda, tentu Keuntungan yang diperoleh juga akan perbeda karena sebuah tingkat resiko.

Sangat penting bagi seseorang untuk mengetahui profil resiko investasi terlebih dahulu agar mampu mengetahui alokasi aset investasi, mau diletakan dimana.


Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas singkat mengenai beberapa jenis investasi seperti Reksa Dana, Obligasi sekaligus Saham, berikut adalah penjelasanya, dimulai dari;


Profil Resiko Investasi

Sebelum melakukan investasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan profil resiko investasi, disini profil resiko sendiri dibagi menjadi tiga yakni Konservatif, Moderat dan Agresif.

Konservatif – seseorang yang memiliki profil resiko Konservatif biasanya memiliki tingkat toleransi resiko yang sangat rendah, secara sederhana profil resiko ini ditujukan untuk orang yang tidak bisa menerima resiko kerugian yang tinggi.

Moderat – masih agak sama seperti Konservatif, namun bedanya pada profile Moderat ini seseorang sudah siap untuk menerima sebuah resiko berupa kerugian dan siap menerima konsekuensi (bertanggung jawab) atas hal yang telah diperbuat.

Agresif – investor dengan profil resiko ini sudah dipastikan memiliki toleransi resiko yang tinggi, sekaligus sudah siap menerima resiko kerugian yang tinggi, dan ketika melihat pergerakan pasar yang negatif, investor dengan profil Agresif ini cenderung tidak gampang panik.

Namun perlu diketahui bahwa semakin tinggi tingkat resiko maka semakin tinggi pula returnya (Keuntunganya).

Atau gampangnya mesikipun tingkat kerugian yang tinggi, namun profil resiko dengan tingkat Agresif akan memperoleh Keuntungan yang tinggi dari pada profile resiko Konservatif maupun Moderat.

“High Risk, High Result” – Semakin tinggi resiko maka semakin tinggi juga Keuntungan yang didapatkan.


Apa itu Reksa Dana

Secara sederhana Reksa Dana adalah suatu tempat atau wadah untuk mengumpulkan dana/uang dari pemodal (investor) yang nantinya dana/uang tersebut akan diserahkan ke Manajer Investasi.

Lah kok dana/uangnya diserahkan, untuk apa?

Dana/Uang tersebut nantinya akan dikelola oleh Manajer Investasi dan akan dinvestasikan kembali ke berbagaimacam instrumen investasi atau instrumen keuangan seperti:

  1. Pasar Uang
  2. Obligasi
  3. Saham
  4. Deposito
  5. Surat Utang

Pada Reksa Dana kamu akan menemukan sebuah istilah NAB apakah itu?

NAB atau Nilai Aktiva Bersih adalah sebuah harga per unit reksa dana, misalnya terdapat sebuah produk reksa dana yang memiliki NAB dengan nominal Rp.1.500, maka ketika kamu membeli produk reksa dana sebesar Rp.100.000, kamu akan mendapatkan 66.66 Unit Reksa Dana.

Cara mengintungnya sangatlah sederhana, yakni modal investasi / harga per unit (NAB)

Rp.100.000 (modal investasi) / Rp.1.500 (harga per unit) = 66.66 Unit Reksa Dana


Perlu diingat bahwa harga per unit reksa dana ini selalu berubah seiring berjalanya waktu, bisa naik tapi juga bisa turun.

Produk / Jenis Reksa Dana sendiri ada 4 yakni;

  1. Reksa Dana Pasar Uang
  2. Reksa Dana Obligasi
  3. Reksa Dana Saham
  4. Reksa Dana Campuran

Tentu setiap jenis reksa dana diatas memiliki fungsi dan tentunya Keuntungan yang berbeda beda.

RDPU atau Reksa Dana Pasar dimana modal dari investor akan ditempatkan pada Obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun, deposito, dan Sertifikat Bank Indonesia.

Reksa dana ini memiliki tingkat resiko yang sangat rendah dan cocok untuk profile resiko Konservatif.

Sedangkan RDO atau Reksa Dana Obligasi sesuai namanya bahwa modal dari investor akan dialokasikan ke instrumen Obligasi, baik yang diterbitkan oleh Negara maupun perusahaan.

Reksa Dana Jenis Obligasi sangat cocok digunakan untuk investor yang memiliki profile resiko Moderat.
Cara Tukar Pulsa Menjadi Saldo OVO dan GOPAY
Selanjutnya ada RDS atau Reksa Dana Saham, sama seperti namanya bahwa modal dari investor digunakan minimal 80% danaakan dialokasikan atau dibelikan sebuah saham.

Sangat cocok digunakan untuk investor dengan toleransi resiko yang tinggi atau level Agresif.

Yang terakhir ada Reksa Dana Campuran, seperti namanya bahwa dana dari investor akan dialokasikan kedalam berbagai macam instrumen investasi seperti Pasar Uang, Obligasi sekaligus Saham.

Biasanya return yang dihasilkan akan jauh lebih stabil namun tetap memiliki tingkat resiko yang tinggi.

Lalu apa kelebihan menggunakan Reksa Dana?

Bagi pemula atau bagi seseorang yang kurang paham mengenai instrumen keuangan, tentu menggunakan reksa dana akan memberikan Keuntungan yang banyak, karena intinya kita hanya perlu menyerahkan uang atau modal kepada Manajer Investasi pada suatu produk Reksa Dana.

Dan Manajer Investasi pun akan mengelola uang tersebut ke berbagai macam instrumen keuangan, dengan harapan uang yang dikelola tersebut akan menghasilkan suatu Keuntungan.

Dengan reksa dana kamu bisa mulai investasi mulai dari nominal Rp.10.000 – Rp.100.000. Tentu dengan minimal pembelian yang kecil dapat membantu para pemula terutama yang masih belum memiliki penghasilan seperti pelajar maupun mahasiswa.

Meskipun banyak kelebihanya namun aja juga kekurangan menggunakan Reksa Dana loh!

Yang pertama ada fee atau biaya transaksi pembelian reksa dana, entah fee dari Manajer Investasi maupun fee transfer ke rekening bank lain, perlu diketahui bahwa setiap Manajer Investasi memiliki fee transaksi yang berbeda beda.

Untuk mengetahui biaya tersebut kamu bisa membaca Fund Factsheet yang telah disediakan oleh manajer investasi agar dapat melihat biaya saat transaksi baik melakukan penjualan maupun membeli unit reksa dana.

Kekurangan lainya adalah ketika Manajer Investasi ini memiliki peforma yang buruk, mengakibatkan nilai dari aset investasi / harga per unit reksa dana yang dimiliki menjadi berkurang.

Setelah mengetahui gambaran singkat tentang apa itu Reksa Dana sekaligus kekurangan dan kelebihanya mungkin kamu sudah bisa menentukan sendiri untuk berinvestasi pada Reksa Dana yang mana.

Saya pribadi lebih suka menggunakan jenis Reksa Dana Pasar Uang, karena memiliki tingkat resiko yang rendah sekaligus return yang dihasilkan jauh lebih stabil (pasti untung intinya).

Mau langsung investasi atau masih bingung nih mau pilih yang mana? Mendingan jalanin aja dulu, karena investasi kini bisa dimulai hanya dengan modal Rp.100.000 loh.

Bagi yang mau langsung investasi silahkan simak artikel pada – Panduan Membeli Reksa Dana Online (Promo Voucher 25k).

Bagi pemula investasi reksa dana sangat cocok kok, karena tidak membutuhkan modal yang besar, namun juga jangan berharap dengan modal kecil akan mendapatkan return (Keuntungan) yang besar.


Apa itu Saham

Secara sederhana, Saham adalah sebuah surat berharga yang mencatat kepemilikan pada suatu perusahaan. Saham ini diterbitkan ketika perusahaan ingin mengumpulkan modal dari masyarakat.

Nah modal ini nantinya akan digunakan oleh perusahaan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk membuka cabang ke daerah lain, meningkatkan jumlah produksi barang, sampai untuk melunasi sebuah utang.

Untuk membeli saham pada sebuah perusahaan kamu harus membuka akun terlebih dahulu diperusahaan sekuritas (bisa daftar online maupun offline).

Saya sendiri mengggunakan perusahaan Sekuritas yang bernama Sinarmas Sekuritas karena disana bisa melakukan pendaftaran Online melalui situs Stockbit, oke lanjut.

Ketika terjun ke dunia saham kamu akan dipertemukan dengan yang namanya Lot atau satuan per 100 lembar saham.

Untuk membeli sebuah saham pada suatu perusahaan, investor harus membeli minimal 1 lot atau 100 lembar saham.

Perlu diketahui bahwa harga per lembar saham pada setiap perusahaan berbeda beda. Misalnya Bank BCA harga per lembar sahamnya adalah Rp.27.000/lembar sedangkan Bank Mandiri Rp.4.000/lembar.

Misalnya jika kamu ingin membeli saham pada perusahaan Bank BCA (dengan minimal pembelian 1 lot atau 100 lembar saham)

1 lot * 100 lembar saham * harga saham


Contoh penghitungan:

1 * 100 * Rp.27.000 = Rp.2.700.000/lot (Perusahaan Bank BCA)


1 * 100 * Rp.4.000 = Rp.400.000/lot (Perusahaan Bank Mandiri)


Kenapa harga per lembar bisa berbeda? Ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga lembar saham (akan saya bahas detailnya pada kesempatan selanjutnya).

Namun secara sederhana harga per lembar saham dipengaruhi dari sebuah kinerja sebuah perusahaan, apakah masih sehat atau tidak, apakah masih bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang atau tidak, dan sebagainya.

Lalu darimana Keuntungan yang kita dapatkan ketika berinvestasi saham atau apa kelebihan investasi saham?

Ada dua Keuntungan yang akan kamu dapatkan ketika memiliki lembar kepemilikan pada suatu perusahaan (saham) yakni Keuntungan dari Capital Gain dan juga Deviden, apaan tuh?

Capital Gain adalah sebuah istilah untuk kenaikan harga saham, misalnya harga per lembar saham dari perusahaan Kalbe Farma adalah Rp.1.000/lembar, dan kamu memutuskan untuk membeli 1 lot yang berarti 100 lembar * harga saham

1 lot * 100 lembar saham x Rp.1.000 (harga per lembar saham) = Rp.100.000


Oke disini bisa disimpulkan bahwa dengan modal Rp.100.000 kamu telah mendapatkan 100 lembar saham.

Beberapa bulan kemudian harga per lembar saham dari perusahaan Kalbe Farma mengalami kenaikan yang tadinya Rp.1.000 menjadi Rp.2.000, maka rumus untuk mengintung Keuntungan adalah:

jumlah kepemilikan lembar saham * harga lembar saham saat ini – modal investasi

Misalnya kamu tadi dengan modal Rp.100.000 mendapatkan 100 lembar saham (1 lot) maka:

100 (lembar saham yang kamu miliki) * Rp.2.000 (harga per lembar saham) = Rp.200.000 – Rp.100.000 (modal investasi) = Rp.100.000 (Keuntungan)


Kesimpulan dari perhitungan diatas adalah kamu mendapatkan profit (Keuntungan) sebesar Rp.100.000 karena kenaikan harga per lembar saham, inilah yang disebut sebagai Capital Gain atau Keuntungan dari kenaikan harga saham.

Selanjutnya Keuntungan saham yang berasal dari Deviden, biasanya pembagian deviden dilakukan setiap satu tahun sekali (tidak semua perusahaan membagikan deviden).

Cara menghitung Keuntungan deviden sangatlah mudah dengan rumus

nilai deviden * lembar saham


Misalnya perusahaan Kalbe Farma memberikan nilai deviden sebesar Rp.50 per lembar saham begini cara menghitungnya.


Rp.50 (nilai deviden per lembar) * 100 (lembar saham yang dimiliki) = Rp.5.000 (Keuntungan)


Tentu semakin banyak saham yang kamu miliki maka Keuntungan dari deviden pun juga akan semakin besar.

Gimana nih? Sebagai calon investor kamu lebih memilih cari Keuntungan dari Capital Gain atau mengadalkan Deviden? Well apapun yang kamu pilih perlu diketahui bahwa resiko dalam bermain Saham lebih besar, kenapa?

Meksipun Keuntungan bermain saham bisa dikatakanlah sangat banyak, namun perlu diketahui bahwa bermain saham juga dapat mengakibatkan kerugian yang besar, istilah ini disebut sebagai Capital Loss sekaligus biaya transaksi jual/beli pada saat transaksi Saham.

Capital Loss adalah kebalikan dari Capital Gain, yang dimana nilai harga per lembar saham mengalami penurunan.

Misalnya kamu dulu melakukan pembelian 1 lot saham dengan harga per lembarnya adalah Rp.1.000.

Beberapa bulan kemudian harga per lembar saham turun menjadi Rp.500, tinggal hitung saja kerugian dengan rumus.

jumlah lembar saham * harga per lembar saham saat ini – modal awal investasi


Kita asumsikan bahwa saya memiliki 1 lot saham (1 lot = 100 lembar saham). 

100 (jumlah lembar saham) * Rp.500 (harga per lembar saham saat ini) = Rp.50.000 – Rp.100.000 (modal awal) = -Rp.50.000


Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas adalah investor telah rugi sebesar Rp.50.000.

Tidak hanya sampai situ saja, pasalnya ada biaya tambahan seperti biaya transaksi baik dari sekuritas mapun biaya transfer bank lainya, bahkan sekenario terparahnya adalah perusahaan yang telah kamu beli sahamnya bisa saja bangkrut.

Sehingga hal tersebut mampu membuat harga per lembar saham jauh lebih rendah daripada harga sebelumnya.
Jual dan Beli Saldo Paypal Rate Tinggi, Harga Murah!
Pergerakan pasar modal pada saham bisa dikatakan bergerak sangat cepat, jadi bagi yang belum siap untuk menerima kerugian yang besar sangat disarankan untuk bermain pada Reksa Dana Saja yang cenderung memiliki resiko yang lebih kecil dari pada Saham.

Penjelasan saya diatas hanyalah gambaran singkat atau sederhana mengenai Reksa Dana sekaligus Saham, akan saya bahas secara detail dan lengkap mengenai cara kerjanya bagaimana, sekaligus bagaimana cara agar bisa untung ketika berinvestasi baik Reksa Dana maupun Saham.

Oke mungkin itu saja pembahasan singkat mengenai apa sih itu Reksa Dana, Obligasi dan juga Saham, sampai bertemu dikesempatan selanjutnya, stay kerad and keep kalem dan akhir kata sampai jumpa.

Baca juga